kadang aku ingin lenyap saja dari dunia ini, melupakan semua masalah yang ada, melupakan semua beban yang ada.
...
tunggu!
melupakan? apa pantas keingian lenyap dari dunia karena takut akan kenyataan, dikatakan untuk melupakan?
aku hanya lari.
ingin lari dari kenyataan yang pahit, entah gara-gara kemarin aku terbiasa dengan hidupku yang santai, bahagia, tidak ada beban sampai aku menutup mata untuk tidup lelap. lalu setelah aku membuka mata kembali aku mendapati kenytaan yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya.
aku mencoba lari dari kenyataan.
terus mencoba.
terus berlari.
terus dan terus.
kenapa mereka bahagia, aku tidak?
itulah yang aku pikirkan setiap hari.
sampai akhirnya aku lelah.
terlalu lelah karena setiap hari aku terus berlari, dan berlari dengan perasaan kacau.
aku lelah.
sangat lelah.
aku perlu seseorang untuk mendengarkan semua ocehan tidak berisi dariku.
hanya seseorang.
tidak perlu bberapa orang.
tapi kenapa?
kenapa tidak ada yang mendengarkanku...
apa keinginanku terlalu egois..sehingga tidak seorangpun yang mendengar bahakn melihatku...
apa ini balasan untukku.
balasan karena aku sudah lari dari kenyataan.
balasan untuk orang yang tidak punya rasa tanggung jawab!
tapi aku terus mencoba, mencoba untuk memperbaiki semua.
lari dari kenyataan tidak menyelesaikan masalah. justru hanya akan menimbulkan masalah baru, yang bahkan lebih rumit.
aku mulai dari menghadapi kenyataan pahit itu.
awalnya terasa sangat berat.
terlalu berat untukku tanggung sendiri.
selama ini aku hanya menunduk. hanya melihat ke bawah. tapi setelah menghadapi kenytaan itu, aku melihat ke sekitarku.
aku melihat ke kiri, kanan, dan ke segala arah.
aku melihat mereka tersenyum tulus untukku. senyum yang memberikanku dukungan. senyum yang seolah mengatakan 'hei. kemana saja kau? kami sudah lama menunggumu kembali' itulah mereka.
para sahabatku.
egoisnya aku yang pernah melupakan mereka.
bodohnya aku yang merasa selama ini aku hanya sendiri.
mereka selalu ada di sampingku.
ada di saat aku tersenyum
ada disaat aku menangis.
ada disaat aku gundah.
mereka ada untukku.
hanya aku yang selama ini tidak melihat mereka.
karena aku hanya menunduk. tidak memperhatikan sekitarku.
dan sekarang aku akan berusaha.
berusaha untuk menghadapi kenytaan... apapun kenyataan itu.
karena percuma untuk menghindar, tidak akan merubah keadaan.
...
tunggu!
melupakan? apa pantas keingian lenyap dari dunia karena takut akan kenyataan, dikatakan untuk melupakan?
aku hanya lari.
ingin lari dari kenyataan yang pahit, entah gara-gara kemarin aku terbiasa dengan hidupku yang santai, bahagia, tidak ada beban sampai aku menutup mata untuk tidup lelap. lalu setelah aku membuka mata kembali aku mendapati kenytaan yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya.
aku mencoba lari dari kenyataan.
terus mencoba.
terus berlari.
terus dan terus.
kenapa mereka bahagia, aku tidak?
itulah yang aku pikirkan setiap hari.
sampai akhirnya aku lelah.
terlalu lelah karena setiap hari aku terus berlari, dan berlari dengan perasaan kacau.
aku lelah.
sangat lelah.
aku perlu seseorang untuk mendengarkan semua ocehan tidak berisi dariku.
hanya seseorang.
tidak perlu bberapa orang.
tapi kenapa?
kenapa tidak ada yang mendengarkanku...
apa keinginanku terlalu egois..sehingga tidak seorangpun yang mendengar bahakn melihatku...
apa ini balasan untukku.
balasan karena aku sudah lari dari kenyataan.
balasan untuk orang yang tidak punya rasa tanggung jawab!
tapi aku terus mencoba, mencoba untuk memperbaiki semua.
lari dari kenyataan tidak menyelesaikan masalah. justru hanya akan menimbulkan masalah baru, yang bahkan lebih rumit.
aku mulai dari menghadapi kenyataan pahit itu.
awalnya terasa sangat berat.
terlalu berat untukku tanggung sendiri.
selama ini aku hanya menunduk. hanya melihat ke bawah. tapi setelah menghadapi kenytaan itu, aku melihat ke sekitarku.
aku melihat ke kiri, kanan, dan ke segala arah.
aku melihat mereka tersenyum tulus untukku. senyum yang memberikanku dukungan. senyum yang seolah mengatakan 'hei. kemana saja kau? kami sudah lama menunggumu kembali' itulah mereka.
para sahabatku.
egoisnya aku yang pernah melupakan mereka.
bodohnya aku yang merasa selama ini aku hanya sendiri.
mereka selalu ada di sampingku.
ada di saat aku tersenyum
ada disaat aku menangis.
ada disaat aku gundah.
mereka ada untukku.
hanya aku yang selama ini tidak melihat mereka.
karena aku hanya menunduk. tidak memperhatikan sekitarku.
dan sekarang aku akan berusaha.
berusaha untuk menghadapi kenytaan... apapun kenyataan itu.
karena percuma untuk menghindar, tidak akan merubah keadaan.
dan berusaha melakukan yang terbaik.
untuk mereka.
keluarga dan sahabatku...
0 komentar:
Posting Komentar